Tradisi mudik atau
pulang kampung yang sudah membudaya menjelang hari raya besar keagamaan,
seperti Hari Raya Idul Fitri dan Natal sering dijumpai diIndonesia seperi warga
kota yang bepergian untuk pulang kekampung halamannya, tradisi ini dikenal
sejak lama, karena setiap perantau yang berkesempatan luang diwaktu libur bisa
menikmati liburannya untuk pulang kekampung halamannya, selain itu pemudik juga
bisa menikmati udara sejuk dan lingkungan yang asrih. tentu saja sangat jauh
berbeda pada saat kita berada diibu kota DKI Jakarta.
Bagi sebagian besar
orang mudik adalah kegiatan utama dalam menyambut hari besar ummat islam. Atau
kembali ke kampung halaman menjadi impian sebagian besar masyarakat kita yang
merayakan lebaran. Terutama bagi warga dari kota-kota besar di Indonesia.
Pulang ke tanah kelahiran seolah menjadi keharusan ketika akan merayakan
lebaran. Tak peduli dengan apapun kemungkinan yang akan terjadi di jalan mereka
berusaha untuk mencapai kampungnya demi melepas rindu dan silaturahim dengan
sanak saudara.
Mudik sebagai sebuah
fenomena sosial memang patut dicermati. Berdasarkan penelusuran sejarah mudik
merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala. Menelusuri
sejarah manusia Indonesia yang merupakan keturunan Melanesia yang berasal dari
yunani, China. Nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu kala dikenal sebagai
bangsa pengembara. Mereka mengembara ke seluruh daerah untuk mencari sumber
penghidupan. Setelah menemukan tempat yang cocok untuk mengembangkan pertanian
maupun peternakan maka mereka akan menetap di daerah tersebut.
Seperti layaknya
manusia yang memiliki kerinduan terhadap sanak saudara. Manusia pra sejarah
juga memiliki momentum tertentu untuk kembali ke daerah asalnya. Kegiatan
seperti ritual penyembahan terhadap arwah nenek moyang menjadi alasan mereka
kembali ke tanah leluhur mereka. Pada bulan-bulan tertentu yang dianggap baik,
mereka berbondong-bondong meninggalkan rumah untuk kembali ke tanah asalnya.
Karena saat itu agama belum berkembang, animisme dan dinamisme menjadi latar
belakang kegiatan mudik.
Perlahan budaya mudik
pun mulai berubah motifnya. Pada era kerajaan majapahit kegiatan mudik menjadi
tradisi besar yang dilakukan oleh warga kerajaan. Setiap tahun masyarakat
beramai-ramai dari seluruh negeri (Filipina, Malaysia, Thailand, Brunei, dll)
yang pada saat itu berada dalam wilayah kerajaan majapahit menuju ke pulau
Jawa. Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan saat itu menjadi tujuan utama
pemudik.
Semenjak masuknya islam
ke Indonesia mudik juga mengalami perubahan. Mudik yang berasal dari kata udik
yang artinya kampung dan beralih bahasa dengan penambahan “m” berarti kembali
ke kampung. Perubahan yang ada yaitu perubahan motif, momentum hari raya iedul
fitri menjadi alasan mudik. Mudik adalah sarana untuk berkumpul bersama
keluarga serta silaturahmi dengan kawan serta kerabat. Karena orang yang rajin
bersilaturahmi akan dimudahkan rizkinya oleh Allah SWT serta dimudahkan
urusannya.
Saat lebaran tiba,
desa-desa yang sepi menjadi ramai oleh anggota masyarakatnya yang lama mengadu
nasib ke kota. Kota tiba-tiba menjadi lengang karena sebagian besar penghuninya
menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.
Tak sedikit kecelakaan yang merenggut nyawa, tetapi dari tahun ke tahun,
tak ada pengurangan jumlah pemudik.
Menurut beberapa orang
kata mudik yang diambil dari Bahasa Betawi yaitu jamak digunakan karena
kebanyakan orang merantau ke Jakarta yang notabene menggunakan bahasa mudik.
Mudik berarti kondisi mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain. Makna
kata ini mengalami pengkhususan sehingga
diartikan bukan sekadar mobilitas dari satu tempat ke tempat lain, tetapi
menjadi semacam ritual sosial yang
dikaitkan dengan perasaan atau keyakinan kolektif.
Aktivitas ini dikaitkan
dengan perasaan dan keyakinan kolektif bahwa pada lebaran orang harus kembali
pulang dan minta maaf kepada orang tua dan sanak kerabat. Mereka berpikir bahwa
Lebaran adalah waktu yang paling afdhol untuk pulang ke kampung halaman. Hal
ini dikendalikan oleh nilai-nilai keyakinan tertentu yang ada, misalnya agama
Islam.
Biasanya alasan kuat
yang mendasarinya adalah nilai-nilai kultural yang berbasis keagamaan. Jadi,
pemaknaan yang timbul adalah momen Lebaran sebagai waktu yang tepat untuk
silaturahim dan harus minta maaf agar semua kesalahan dapat luntur. Secara kultur, kebiasaan ini juga telah
mengakar kuat di tengah masyarakat. Dalam perilaku kolektif ini, terdapat
kepercayaan bahwa jika seorang tidak mudik saat Lebaran pada H-2 sampai H+2,
masyarakat akan menyalahkannya, terutama keluarga. Selanjutnya, negara dalam
hal ini memang memberi dukungan berupa agenda cuti bersama, tunjangan hari raya
dan sebagainya. Maka, akhirnya perilaku ini menjadi perilaku melembaga.
Sebenarnya, aktivitas
pulang dari kota ke kampung halaman juga terjadi di negara-negara lain seperti
Malaysia, Bangladesh dan beberapa negara lain. Tetapi, tingkat kemassifannya
tidak sebesar yang terjadi di Indonesia. Mungkin itu terjadi karena jumlah
penduduk Indonesia memang lebih banyak.
Adapun berbagai dampak
yang dapat terjadi saat kita dalam perjalanan mudik, dampak dampak ini dapat
mempengaruhi pemudik bila sedang melakukan perjalanan yang cukup jauh. Hal ini
bisa di simpulkan bahwa budaya mudik mempunyai banyak dampak baik positif
maupun negatif, tapi tanpa kita sadari lebih banyak ke dampak negatifnya.
Dampak positifnya yaitu
dapat menjalin silahturahmi dengan saudara-saudara kita yang jarang kita temui
karena sedang merantau ke kota lain. Dampak positif lainya dari aspek ekonomi
adalah masuknya devisa dari luar negeri dalam jumlah yang cukup besar dari TKI
kita di luar negeri. Di samping itu juga makin luasnya peredaran uang dari
daerah perkotaan ke daerah pedesaan sehingga menambah semarak di desa-desa.
Dampak negatifnya,
sering terjadi kemacetan di saat musim mudik karena banyaknya masyarakat yang
menggunakan kendaraan pribadi, sampai-sampai banyak kecelakaan saat musim
mudik. Paling banyak korban menggunakan sepeda motor, hal ini sering terjadi
karena faktor sang pengemudi kelelahan/mengantuk atau pun terlalu banyak muatan
yang di bawa saat berkendara. Dan dampak dari sisi sosiologinya adalah mudik
sebagai sarana untuk Urbanisasi, karena mereka yang dari daerah berasumsi bahwa
di kota besar mereka akan mudah mendapatkan perkerjaan. Hal ini menimbulkan tidak
meratanya pembangunan, karena hanya terkonsentrasi ke kota-kota besar.
Tidak hanya itu bagi
pemudik biasanya membawa pulang sejumlah uang dan barang sebagai hasil jerih
payahnya selama di perantauan. Pemudik yang baik, biasanya tidak hanya
diperuntukkan bagi keluarga utamanya saja, tetapi juga dia berbagi untuk
keluarga dekat, tetangga dan teman sejawat dan seterusnya. Biasanya malah
mengadakan kenduri adalah bentuk syukur nikmat dan bersedekah dengan lebih luas
dan merata kepada masyarakatnya. Semua itu menjadi daya tarik dan kebanggaan
sendiri bagi pemudik, calon perantau lain dan keluarganya.
Dari sisi lain lagi,
dapat dilihat mudik sebagai upaya
menyambung dan mempererat hubungan silaturrahim. Setelah sekian lama mereka
tidak bertemu, tidak ngumpul dan tidak melakukan tukar informasi, maka dengan
mudik tali silaturrahim akan tersambung. Lebih-lebih bagi orang yang paham akan
pentingnya bersilaturrahim, yaitu akan dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, maka pilihan untuk mudik menjadi lebih bermakna dan berguna bagi
kehidupan seseorang di masa datang.
Dari penjelasan di atas
jelaslah bahwa dalam perspektif budaya, mudik menjadi tradisi yang terus eksis
dan disukai oleh umat Islam dewasa ini. Pada sisi lain, dalam sudut pandang
syari’at Islam mudik, paling tidak berhubungan dengan prinsip berbuat baik dan
bersilaturrahim, adalah hal-hal yang dianjurkan dalam syariat Islam. Dengan
mudik seseorang dapat mengaplikasi bentuk pengabdian dan berbuat baiknya kepada
orang tua, anggota keluarga, dan kerabat lainnya. Kemudian dengan mudik pula
hubungan silaturrahmi yang selama ini mungkin sudah renggang, dapat terajut
kembali dengan baik.
Namun pada saat sedang
mudik, terkadang kita ingin merasakan wisata alam yang ada dikampung halaman
tersebut, banyak hal yang sebenarnya harus dipikirkan jika ingin liburan
keluarga yang akan kita lakukan berjalan menyenangkan dan memuaskan. Salah
satunya adalah membawa bekal makanan dari rumah. Memang, membeli makanan di
tempat liburan tidaklah salah. Akan tetapi, banyak kelebihan yang bisa kita
dapatkan jika membawa makanan sendiri dari rumah. Pertama, dengan membawa
makanan sendiri, kita dapat memastikan kesehatan makanan tersebut. Bayangkan
jika kita membeli makanan di luar, belum tentu kesehatan makanan tersebut sehat
dan tidak menyebabkan penyakit. Kedua, kita bisa menghemat sebagian uang karena
jelas membeli makanan luar relatif akan membuat kita mengeluarkan uang lebih
banyak. Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah pakaian. Jika liburan yang akan
kita lakukan berlangsung beberapa hari, membawa pakaian yang cukup adalah hal
yang harus dipersiapkan.
Banyak hal kecil dalam
merencanakan liburan yang sebenarnya penting juga untuk diperhatikan. Salah
satu contohnya adalah kotak pertolongan pertama pada kecelakaan atau biasa
disebut P3K. Dengan membawa kotak P3K ini bukan berarti kita mengharapkan
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Akan tetapi, ini adalah sebuah langkah
pencegahan jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Oleh karena itu, kita
harus bersiap-siap dengan segala kemungkinan yang tidak dapat kita hindari saat
menghabiskan liburan. Terlebih lagi kita akan melakukan liburan bersama
keluarga, yang berarti kita tidak hanya harus menjaga diri sendiri namun juga
harus menjaga keluarga kita.
Berlibur di alam
terbuka merupakan liburan yang
menyenangkan, terutama bagi orang-orang yang menyukai petualangan. Kita bisa menikmati keindahan alam dan
belajar bersyukur atas ciptaan Tuhan. Kita bisa belajar mencintai alam dan
bahwa alam tidak boleh dirusak, justru kita harus menjaga kelestariannya.
Agar pelaksanaan
kemping berjalan dengan baik, harus ada perencanaan yang matang untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika kemping diadakan oleh sekolah
dalam hal ini kegiatan pramuka, biasanya para pembina sudah menemukan tempat
dan sarana yang akan mendukung kegiatan kemping tersebut. Jika kemping akan
diadakan sendiri bersama teman-teman, ini tips yang harus dilakukan sebelum
pelaksanaan kemping.
Sekarang sudah banyak
tempat tujuan wisata yang menyediakan lokasi untuk kemping. Misalnya di daerah Ciawi, Puncak, dan daerah pegunungan lainnya. Dapatkan
informasi tentang lokasinya lewat internet atau survey langsung. Yang pasti
yang harus di cari adalah apakah dekat dengan sumber air, berapa jauh letaknya dari jalan raya sehingga
dapat mengetahui kendaraan seperti apa yang bisa masuk kedaerah tersebut. Jika
sudah menentukan lokasi, segera meminta ijin pada pihak yang berwenang di
tempat itu dan tentukan akan berapa lama berada di tempat tersebut.
Kita harus memberikan
informasi yang lengkap tentang lokasi kemping tersebut, peta dan kompas harus
ada. Juga informasi apa yang harus dilakukan jika terdapat keadaan darurat. Apa
saja yang diperbolehkan dan dilarang saat kemping. Misalnya: tidak merusak
tanaman yang ada dsb. Harus saling peduli pada teman jika mereka mendapat
masalah.
Jangan lupa membawa
perlengkapan pribadi dan membawa
persediaan makanan yang mudah dibawa dan tidak repot dalam penyediaannya. Lebih
baik makanan kaleng, atau makanan instan. Disarankan membawa makanan lebih
untuk berjaga-jaga jika ada hal-hal yang tidak diinginkan misalnya ada yang
tersesat dan harus menginap lebih lama dsb. Air minum dan air mandi tentunya di dapat dari sumber
air terdekat. Serta jangan lupa bawa korek api, senter , lotion anti nyamuk dan
baju hangat. Tidak ketinggalan peralatan PPPK seperti perban, minyak angin,
obat merah dll.
Sebelum bepergian jauh
sebaiknya kita mempersiapkan berbagai hal yang sangat diperlukan pada saat
mudik contohnya beberapa hari sebelum lebaran, Saat lebaran, pasti ada banyak
sekali orang yang melakukan mudik. Semakin dekat dengan hari H, terminal,
bandara dan pelabuhan akan semakin padat. Jadi usahakan pilih waktu mudik
beberapa hari sebelum lebaran biar anda tidak kena kemacetan yang luar biasa
diperjalanan. Pesan tiket Jauh-jauh hari, Ini untuk menghindari kehabisan
ticket nantinya. Jangan sampai agan tidak jadi mudik atau bermalam di terminat
hanya gara-gara kehabisan ticket.
Pilih waktu berangkat
yang tepat. Berangkat malam biasanya lebih baik karena agan bisa tidur selama
perjalanan dan tentu saja tidak mengganggu puasa agan. Tapi kalau agan suka
menyaksikan pemandangan selama perjalanan, agan boleh berangkat pagi/siang
hari, dan pastikan anda mendapatkan tempat duduk yang nyaman. Bawa bekal
makanan dan minuman yang cukup. Berjam-jam dalam kendaraan pasti sangat
membosankan. Belum lagi kalau anda mendadak lapar. Harga makanan di terminal
biasanya lebih mahal dan belum tentu terjamin kebersihannya.
Persiapkan obat-obatan
penting. Bukan tidak mungkin kondisi kesehatan tubuh anda akan menurun selama
perjalanan. Sakit kepala, sakit perut, mual, sampai mabuk darat sangat sering
terjadi pada orang yang kekebalan tubuhnya rendah. Jangan sampai anda terkapar
setelah sampai di kampung, dan jangan lengah di tempat yang padat dan ramai
seperti ini sangat banyak sekali para pencopet berkeliaran. Tidak mengenal
bulu, setiap ada kesempatan, disitulah kejahatan itu terjadi, Bawa uang tunai
secukupnya. Tidak perlu bawa uang banyak-banyak, karena ATM sudah ada hampir
disetiap daerah. Selain itu untuk menghindari aksi kecolongan dari para
pencopet.
Charger HP anda sampai
penuh, Selama perjalanan biasanya keluarga anda akan bolak-balik menelepon anda
sudah sampai dimana. Atau anda bisa menelepon keluarga anda jika tiba-tiba ada
masalah dalam perjalanan,alternatif lain sebaiknya beli alat tambahan seperti
powerbank guna mengantisipasi kehabisan batre buat hp agan sebelum lebaran, Pastikan
rumah atau kost yang anda tinggalkan dalam keadaan aman. Peralatan listrik,
elektronik dan lampu sudah dipadamkan dengan benar. Pintu dan jendela dikunci
dengan rapat untuk menghindari kemalingan Dan yang paling penting Jangan lupa
berdoa, Setelah yakin dengan semua persiapan, kita serahkan diri kita kepada
Tuhan, agar perjalanan kita aman dan selamat sampai tujuan.
Serta yang terakhir
yaitu faktor macet, kemacetan adalah hal yang sering kita lihat saat mudik
berlangsung. Namun bagi para pemudik hal itu bukanlah menjadi suatu hambatan,
melainkan menjadi suatu hal yang tak terlupakan. Dapat bertemu sanak keluarga
menjadikan hal yang tak terlupakan berikutnya. Tradisi mudik tahunan ini meski
macet, dan cuaca panas mudik akan tetap dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Namun yang terpenting,
keselamatan para pemudik di jalan dan dapat sampai dirumah dengan selamat.
Menjalani perjalanan mudik dengan aman dan nyaman merupakan contoh yang patut
ditiru oleh keseluruhan pemudik, agar tercipta mudik yang aman dan nyaman bagi
semua pengguna jalan.
Saya berpendapat,
alangkah lebih baik jika sepeda motor dilarang digunakan untuk mudik. Sebagai
penggantinya pemerintah harus menyiapkan angkutan massal yang aman dan nyaman, Perlu
diingat bahwa sepeda motor itu tidak dirancang untuk bepergian jarak jauh.
Apalagi sampai dinaiki lebih dari dua orang. Dari sisi keseimbangan pun membuat
laju kendaraan tidak stabil Kalau memang penambahan kendaraan sulit dicegah,
pemerintah harus bisa melebarkan badan jalan. Pelebaran ini untuk mengimbangi
volume kendaraan.


0 komentar:
Posting Komentar